AYAH

Friday, September 11, 2020

JAMU SINOM (editted)

JAMU SINOM 

Belajar menulis itu tidak mudah, tapi gampang ... hehehe. Tidak mudah itu jika kita hanya membaca materi dan mendengarkan voice note dari mentor tanpa mempraktikkannya. Namun ternyata gampang jika kita mencoba menuangkan teori ke dalam sebuah karya dengan sungguh-sungguh, walaupun hasilnya masih belepotan, aku yakin suatu saat akan semakin lebih baik, jika kita konsisten terus melakukannya. Tugas dari kak Irai kali ini adalah mengedit naskah tulisan di tugas pertama supaya tulisan jadi lebih enak dibacanya. Nah, sekarang aku mau mencoba mengedit tulisan sendiri yang bertajuk "Kenapa Jamu Sinom?". Mudah-mudahan jadi lebih bagus dibandingkan tulisanku dengan judul yang sama sebelumnya. Aku mau mencoba sedikit mengubah judulnya juga. Bismillah ...

Kok Jamu Sinom? Jamu apa itu? Pasti bingung ya? Kecuali untuk orang-orang Surabaya, Sidoarjo dan sekitarnya, pasti mereka paham. Karena jamu sinom adalah minuman khas disana. Aku pun mengenal jamu itu waktu tinggal di Sidoarjo. Rasanya segar, di badan terasa enak, manfaatnya juga banyak.

Kenapa menulis tentang Jamu Sinom? 

Begini ceritanya ....
Awalnya aku mendapat tugas dari seorang mentor yang juga seorang penulis, bernama Kak Irai, yaitu mentor di Kelas Menulis yang aku ikuti hampir 2 minggu ini, yang juga dimentori oleh mbak Maria sebagai ahli bloggingnya. Kak Irai memberikan tugas untuk menulis apa saja di blog ini, sejak hari ini sampai seminggu ke depan ... 
Mau menulis apa? bingung lagi deh, bingung seperti bingung yang kemarin-kemarin ... 
Masih berpikir, lalu terdengar adzan dhuhur, baiklah! Aku segera berwudlu dan sholat.
Rencananya, selesai sholat dhuhur aku ingin langsung duduk di depan komputer untuk mengerjakan tugas. Tapi aku ingat kalau aku harus merebus gula karena suami dan anak-anak minta dibuatkan es teler. Kubatalkan niat awalku. Aku pun pergi ke dapur, mengambil air lalu kurebus gulanya. Sambil menunggu air mendidih dan mumpung lagi di dapur, aku ingin sekalian membuat jamu sinom. Kusiapkan wadah, ambil rempah atau empon-empon yang memang selalu tersedia di rumah. Tiba-tiba terlintas di pikiranku, aku ingin menulis tentang Jamu Sinom untuk tugas dari kak Irai hari ini. Lalu, jadilah ...  

Rempah atau empon-empon Jamu Sinom

Kucuci empon-empon, kubersihkan satu persatu, sambil kunikmati aroma yang wanginya berbeda-beda. Memang macannya rempah atau empon-empon banyak sekali. Alloh yang sudah sediakan untuk kita, hambaNya. Alloh Maha Baik, banyak sekali tanaman obat yang bisa kita ambil dari alam. Tapi jangan salah ya, jika sakit dan tidak bisa disembuhkan sendiri, hendaknya kita tetap berobat ke dokter, harus tetap berikhtiar dengan terus berdoa dan berusaha 

Saat ini, empon-empon adalah barang berharga yang banyak diburu orang lebih daripada sebelumnya. Untuk dibuat sebagai minuman sehat supaya badan tetap fit dan tidak mudah tertular penyakit. Selain kunyit asem, beras kencur, temulawak, dan lain-lain, salah satu minuman sehat yang terbuat dari empon-empon adalah jamu sinom.  Rasanya mirip dengan kunyit asam, hanya bedanya, jamu sinom ini lebih segar dan ada aroma kayu manisnya. 
(Oh ya, saat menulis ini, kondisi di seluruh dunia sedang terdampak covid 19, Corona Virus Disease 2019. Semoga pandemik ini cepat berlalu ya... ). 
Di awal pandemik, beberapa bulan yang lalu, tepatnya sekitar pertengahan bulan Maret 2020, harga empon-empon sempat melambung tinggi, dan barangnya pun langka. Namun tak lebih dari sebulan dari waktu itu, harga sudah kembali normal dan barang sudah banyak lagi, kebiasaan latah ya ... 
Alhamdulillah, sekarang aku tidak kesulitan lagi mendapatkannya, setelah sempat kesulitan membuat jamu sinom karena langkanya empon-empon.


Untuk membuat jamu sinom, aku mendapat resep dari teman-teman di Sidoarjo. Ada 7 macam empon-empon untuk dijadikan bahan minuman ini,  ditambah gula pasir sebagai pemanisnya. 7 macam itu adalah kayu manis, temulawak, kapulaga, kunyit, kembang pala, kayu secang dan asam jawa, masing-masing ada khasiatnya. Namun apa pun obat itu, apa khasiatnya, dan bagaimana kesembuhannya, semua terjadi atas ijin Alloh swt ... Kita hanya  wajib terus berdoa diatas usaha kita. Jangan lupa, selain berdoa tetap  TERUSLAH BERDZIKIR. 

Jamu Sinom 


2 comments:

  1. Terima kasih, Mbak sudah setor editannya.

    Ide tulisannya menarik. Penulisannya secara umum juga sudah baik. Sudah mengalir dengan lancar. Hanya perlu lebih peka dan teliti saja ke depannya. Gunakan semua perangkat yang ada untuk menjadikan tulisan kita lebih menarik dan berbobot.

    Perlu perhatikan lagi penulisan kata ganti orang, yang berupa sapaan. Dalam tulisan ini, "kak Irai", seharusnya "Kak Irai", huruf pertama "kak", pakai huruf besar.

    Perdalam lagi penulisan "di" yang tepat.
    di mentori --> dimentori

    Cek ulang penulisan wudlu, sholat, dhuhur, adzan, menurut KBBI. Bagaimana tepatnya. Karena kita menulis dengan Bahasa Indonesia, jadi, rujukan utama kita adalah KBBI & PUEBI.

    Perlahan-lahan pelajarinya. Insyaallah akan semakin baik hari ke hari tulisannya.



    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih banyak koreksinya ya Kak Irai, semoga semakin lebih baik ke depannya

      Delete

Sejarah Yang Terulang