![]() |
| "Sahabat" foto dari google image |
"Mbak Yusiiiii......." Teriak Rini keras begitu mendengar suara di seberang menjawab panggilan teleponnya
"Halo, halo, siapa ini? siapa? Yanti ya? Yanti?" suara wanita menjawab gugup dan panik sambil menebak suara Rini yang ia sangka telepon dari adiknya, Yanti.
"Aku mbaaak, Rini, lama aku cariin mbak Yusi lho, Alhamdulillah sekarang ketemu"
"Rini siapa? Dimana?" Tanyanya penasaran
"Temenmu kerja dulu, 20 tahun lebih kita lost contact, barusan aku dapat nomer teleponmu dari Mas Dani. Aku sekarang tinggal di Solo, Mbak Yusi dimana?"
"Ya Alloh, Riniiii, Alhamdulillah, aku masih di Semarang. Kamu WA aku ya alamatmu, aku besok main ke rumahmu. Aku mau cerita banyak"
Begitulah awal pertemuan Rini dengan sahabatnya Mbak Yusi. 20 tahun lebih Rini kehilangan jejak sahabatnya itu. Rini hanya sering mendengar cerita tentang kehidupan Mbak Yusi dari teman-temannya.
Ada kabar yang membuat Rini kaget sekaligus sedih, Mbak Yusi bercerai dengan suaminya, Mas Dani yang juga sahabatnya. Kabar miring tentang Mbak Yusi tak jarang didengarnya. Ingin sekali Rini mendengar langsung apa yang sebenarnya terjadi. Beruntung Rini mendapat nomer telpon Mbak Yusi dari mantan suaminya itu.
Rini baru saja bergabung di grup WA yang ternyata Mas Dani juga ikut bergabung disitu. Dengan Mas Dani pun, Rini sudah lama sekali tidak berkomunikasi. Dari situlah Rini mendapatkan nomer telepon Mas Dani.
Malam berikutnya, Mbak Yusi menepati janjinya datang ke rumah Rini. Mereka saling teriak, berpelukan, meluapkan perasaan rindu yang bertahun-tahun terpendam.
"Mbak Yuuuuussss, kangennyaaaa ...."
"Ya Alloh Riniiii.... lama banget ya ngga ketemu"
Orang-orang di sekitar mereka tersenyum geli melihat kehebohan dua sahabat itu
Suami dan anak-anaknya ikut bersama, mereka menginap di rumah Rini. Rini dan suaminya sudah mengenal mbak Yusi dengan baik sejak lama.
Tanpa menunggu lama, Rini dan Mbak Yusi terlihat asik mengobrol. Kaget, sedih bercampur kesal perasaan Rini mendengar cerita Mbak Yusi, ternyata begitu berliku jalan hidupnya. Pandangan orang yang miring tentang dia ternyata banyak yang keliru.
Rini berkata lirih "Apa kata orang tidak usah didengar mbak, yang penting kita melakukan hal yang benar saja, Bismillah"
"Iya Rin, Insya Alloh".
Dengan suaminya yang sekarang, Mbak Yusi mempunyai satu anak, laki-laki yang usianya masih 10 tahun. Rini melihat jelas matanya lebih berbinar, tidak seperti Mbak Yusi yang dulu.
Ketika bersuamikan mas Dani, Rini tahu, banyak sekali masalah yang harus dihadapinya. Mereka dikaruniai 2 anak, keduanya ikut bersama mbak Yusi. Mereka sudah besar-besar, Rini bertemu mereka saat kecil dan sekarang tidak saling mengenal. Mereka juga terlihat bahagia bersama keluarga barunya.
Sampai larut malam mereka ngobrol, seperti tidak ada habisnya. Mbak Yusi yang lebih banyak bercerita. Betapa berat bebannya, kesalahan mas Dani sangat fatal. Berkali-kali salah dan selalu diulangi. Cerita yang Rini dengar sebelumnya berbeda 180 derajat dari kenyataan yang menimpa Mbak Yusi.
"Ada juga ya ternyata laki-laki yang bisa bercerita kemana-mana dengan memutarbalikkan fakta," ucap Rini sambil menghela nafas panjang
"Sudahlah Rin, sekarang bukan jadi urusanku lagi, urus hidup masing-masing saja," Mbak Yusi menutup percakapan malam itu
Mereka pun pergi ke kamar untuk beristirahat. Mata mereka sudah tidak bisa lagi diajak berkompromi.
Rini beranjak tidur dengan hati sangat senang, sahabat yang sempat terlupakan sudah dia temukan.
"Alhamdulillah, terima kasih Ya Alloh... semua terjadi atas kehendakMU" Rini menggumam lirih.

Menarik temanya. Aku mau juga nanti mencoba bikin tema sahabat. Semangaaat
ReplyDelete