AYAH

Sunday, February 7, 2021

Sejarah Yang Terulang

 Agustus 2008, ada cerita sedih yang menimpa keluarga besar kami. Awal Februari 2021, cerita sedih yang sama harus kami hadapi. Hanya sabar dan berusaha ikhlas, karena semua terjadi atas kehendak Alloh swt. 

"Hidup tidak selalunya mudah, langit tak selalu cerah, suram malam tak berbintang, itulah lukisam alam" (HIJJAZ)









Monday, September 21, 2020

COVID 19

gejala dan pencegahan COVID 19
Kondisi masih rawan tetapi banyak ya yang  tidak percaya adanya COVID. Di daerahku, lebih banyak warga yang menyepelekan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah daripada yang menaatinya. Orang-orang di jalan tidak menggunakan masker dan berkerumun. Menyedihkan ya? Dokter, perawat dan pegawai Nakes yang telah berjuang menyembuhkan yang sakit pasti lebih ngenes dari yang aku rasakan. Aku percaya virus ini benar-benar ada, terlebih lagi ketika salah seorang sahabatku, Mbak Yuli terpapar virusnya. Sudah lama sekali kami tidak bertemu, tapi aku masih sering berkomunikasi dengannya. Kami tidak tinggal di satu kota, aku di Sleman, Mbak Yuli di Semarang.

Awalnya, waktu aku pergi menjenguk bapak ibu mertuaku di Ungaran,  malam harinya, aku pergi bersama sahabatku juga, Mbak Yusi yang juga teman Mbak Yuli, mampir ke warung bakmi milik teman kami, Mas Toto. Tersirat ingin juga mengajak Mbak Yuli bersama kami. Tapi aku ragu karena jarak rumahnya dengan warung bakmi agak jauh. Akhirnya aku urungkan niat mengajak Mbak Yuli. Sepulang dari pertemuan itu, aku mengirim foto kami bertiga ke nomer WA Mbak Yuli. Tak ada sedikit pun firasat bahwa dia sedang sakit. Maafkan aku ya ... 

Mbak Yuli membalas WA-ku baru keesokan harinya. Dia menanyakan kabar teman-teman tetapi juga mengabarkan kalau dia sudah seminggu demam, panas badannya sampai 39 derajat celcius. Awalnya aku pikir hanya sakit biasa. Tetapi sakitnya disertai mual yang terus menerus. Biasanya itu karena asam lambungnya yang tinggi. Kusarankan beberapa obat yang pernah aku konsumsi jika asam lambung sedang naik. 
Tiap pagi aku selalu menanyakan kondisinya. Kadang sampai menangis dia merasakan mualnya. Kalau sedang kesakitan, sempat berpikir untuk pergi ke Rumah Sakit. Tapi takut, karena kondisi di Rumah Sakit juga pasti tidak senyaman seperti sebelum ada wabah COVID 19 ini.

Hari demi hari Mbak Yuli menguatkan dirinya dari rasa sakit dan mual yang amat sangat. Dokter yang dia kunjungi belum memberikan analisa tentang sakitnya. Test laboratoriumnya juga hasilnya bagus semua. Bukan Thypus, bukan juga Demam Berdarah.

Salah satu gejala covid adalah mual
foto dari Kompas.com

Pernah terlewat satu pagi aku tidak mengirim WA ke Mbak Yuli, waktu itu genap 2 minggu suhu tubuhnya selalu tinggi, tiba-tiba ada WA masuk di HP-ku :

Mbak Yuli : Dek, aku ngga kuat, aku opname di Rumah Sakit HER**** Banyumanik
Aku : Ya Alloh, yang sabar ya mbak ... sekarang sudah diinfus?
Mbak Yuli : Belum dek, belum ditangani dokter, padahal sudah dari pagi aku disini
(Subhanalloh, bisa kubayangkan betapa sibuknya Rumah Sakit di seluruh Indonesia menangani pasien COVID sehingga pasien penyakit lain kurang tertangani)
Aku : Yang sabar ya mbak, dibawa dzikir buat mengurangi rasa sakit dan mualnya 
Mbak Yuli : Insya Alloh aku dzikir terus dek. Ini lagi nunggu kamar, ada yang mau keluar
Aku : Alhamdulillah

Lega rasanya mengetahui kabarnya, Mbak Yuli sudah bisa istirahat di kamar di Rumah Sakit. Paling tidak dia bisa mendapatkan infus dan pasti akan dimasukkan obat untuk mengurangi rasa mualnya. 

Alhamdulillah, Alloh swt sembuhkan sakitnya dalam semalam ... Besok harinya Mbak Yuli dibolehkan pulang.

Aku sengaja tidak mengirim WA hari itu. Mbak Yuli pasti sedang istirahat di rumah supaya segera pulih kesehatannya. 

Besok harinya, aku WA lagi untuk menanyakan kondisinya, berharap sudah lebih baik dan sehat kembali.

"Aku kena COVID dek, setelah pulang dari RS aku test SWAB."

WA balasan dari Mbak Yuli membuat aku shock, walaupun banyak yang sudah tertular virus ini, tapi baru Mbak Yuli orang terdekatku yang mengalaminya. Aku hanya bisa mendoakan kesembuhannya dan memberi support supaya dia tenang dan tetap semangat, untuk melawan virusnya. Sedihnya, Mbak Yuli tidak sendirian, dia bersama suaminya Mas Wiwin dan anaknya yang paling kecil Dek Ayi juga terpapar Covid.
Mereka dirawat di Rumah Sakit rujukan di Semarang. Alhamdulillah, Mbak Yuli selalu mengabarkan hal baik selama di Rumah Sakit. Pelayanan Rumah Sakit yang memuaskan, makanannya enak bergizi dan mereka bertiga berada dalam satu ruangan yang sama. Walaupun masih menyimpan kekhawatiran yang besar, hal itu bisa mengurangi rasa sakit dan ketakutannya. 

Setelah 3 hari dirawat, mereka bertiga harus kembali melakukan test SWAB. Aku terus memantau lewat WA. Test dilakukan pagi hari, sore hari hasilnya sudah bisa diketahui.

Aku : Mbak, hasil testnya sudah keluar?
Mbak Yuli : Sudah dek. Qodarulloh, alhamdulillah Dek Ayi sudah negatif, tapi aku sama Mas Wiwin masih positif. Dek Ayi besok sudah boleh pulang. Aku khawatir sama Mas Wiwin dek, dia kan punya sakit diabetes. Aku jadi tiba-tiba demam, aku minumin parasetamol 
Aku : Jangan stress mbak, yang tenang ya ... Insya Alloh semuanya baik-baik saja...
Mbak Yuli : Aamiin ... 
Aku : Kapan di SWAB lagi mbak?
Mbak Yuli : 3 hari lagi dek
Aku : Semoga sudah negatif ya ...
Mbak Yuli : Aamiin ... Matur nuwun ya dek
Aku : Sama-sama mbak 

Tidak ada hari aku lewatkan tanpa ku-WA Mbak Yuli. Hingga sampai hari ke 3 setelah test SWAB kemarin.

Aku : Mbak, sudah test hari ini?
Mbak Yuli : Sudah dek, hasilnya nanti sore baru keluar

Kutunggu sore hari. Setelah sholat ashar kembali ku-WA Mbak Yuli

Aku : Sudah keluar mbak hasil testnya?
Mbak Yuli : Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah ... ya Alloh dek, Alhamdulillah aku sama Mas Wiwin sudah negatif COVID. Terima kasih supportnya ya 
(Alhamdulillah ya Alloh, lega sekali membaca WA dari Mbak Yuli kali ini)
Aku : Alhamdulillah, ya Alloh senengnya ... semoga Alloh sembuhkan sakitnya tanpa mendatangkan sakit yang lain lagi dan sakitnya menjadi penggugur dosa ya ...
Mbak Yuli : Aamiin ... Aamiin ... Aamiin Yaa Alloh ...

2 Minggu lebih Mbak Yuli menahan sakit disertai demam yang tinggi. COVID itu nyata dan berbahaya. Kenapa masih banyak yang tidak mengindahkan aturan dan menyepelekan protokol kesehatan yang seharusnya sangat mudah untuk ditaati. Astaghfirulloh, ampuni kami ya Alloh.

Gejala baru covid, foto dari Solopos.com

Sunday, September 20, 2020

RESOLUSI 2021

Resolusi 2021 : BUANG MASALAH!
Foto dari Google Image

Sebelum merancang resolusi tahun 2021 ini, aku harus banyak introspeksi diri. Berapa banyak resolusiku di tahun 2020  yang belum tercapai. Pada akhirnya, aku putuskan untuk membuat resolusi yang sederhana saja dulu, supaya terasa ringan pencapaiannya (walaupun ada yang berat juga sih). Insya Alloh bisa! Yang terpenting harus konsisten melakukannya. 

1. Perbaiki ibadah wajib, perbanyak ibadah sunnah dan ikuti kajian di Majelis Taklim. (Ini resolusi wajib setiap tahun) 

2. Perbanyak doa untuk kondisi yang sekarang terjadi, semoga segera berakhir. Corona go away.

3. Kurangi makan nasi, berat badanku sudah diatas 65kg. WOW ... 

4. Olah Raga rutin lagi.

5. Bisnis minimarket dan kuliner di depan rumah

6. Silaturahmi lebih sering dengan keluarga, tetangga, sahabat dan teman

7. Membuat rencana mingguan untuk rekreasi keluarga

8. Lebih sering mendengarkan curhatan anak-anak dan ngobrol dengan mereka. 

BISMILLAH ....


Tuesday, September 15, 2020

UNTUK ANAK-ANAKKU

Anak-anakku penyejuk hatiku

Langit gelap sore ini
Masih terlihat mengintip 
Sedikit sinar mentari di sela pepohonan

Kupejamkan mata
Membiarkan sisa sinar mentari itu menghangatkanku
Semakin lama ia kian menghilang
Kemudian petang

Kudengar rintik hujan perlahan turun
Adzan itu mengumandang
Alam senyap
Langit gelap

Hujan jadi deras
Tanah terkikis
Air mata terkuras
Habis

Aku mengingatmu
Aku melihatmu
 Aku menemukanmu 
Kamu belum pergi

Aku belum bisa biarkanmu pergi
Terlalu berat
Akan selalu berat
Aku terhenyak, aku tersadar

Bila saatnya mengejar asa
Pergilah jika mau
Pergilah kalau ingin
Aku tak lagi memaksa

Banyak sekali kenangan
Biarkan aku megingatnya
Setidaknya aku mengingat hal indah
Tinggalkan untukku kenangan itu

Karena aku suka 
Aku suka mengingat 
Semua hal tentangmu
Sembari menunggumu ... menjengukku

Doaku menyertaimu anakku
Yaa Robb, lindungilah
Berkahilah
Ridhoilah 



Sahabat Yang (Sempat) Terlupakan

"Sahabat" foto dari google image

"Mbak Yusiiiii......." Teriak Rini keras begitu mendengar suara di seberang menjawab panggilan teleponnya

"Halo, halo, siapa ini? siapa? Yanti ya? Yanti?" suara wanita menjawab gugup dan panik sambil menebak suara Rini yang ia sangka telepon dari adiknya, Yanti.

"Aku mbaaak, Rini, lama aku cariin mbak Yusi lho, Alhamdulillah sekarang ketemu"

"Rini siapa? Dimana?" Tanyanya penasaran

"Temenmu kerja dulu, 20 tahun lebih kita lost contact, barusan aku dapat nomer teleponmu dari Mas Dani. Aku sekarang tinggal di Solo, Mbak Yusi dimana?"

"Ya Alloh, Riniiii, Alhamdulillah, aku masih di Semarang. Kamu WA aku ya alamatmu, aku besok main ke rumahmu. Aku mau cerita banyak"

Begitulah awal pertemuan Rini dengan sahabatnya Mbak Yusi. 20 tahun lebih Rini kehilangan jejak sahabatnya itu. Rini hanya sering mendengar cerita tentang kehidupan Mbak Yusi dari teman-temannya.

Ada kabar yang membuat Rini kaget sekaligus sedih, Mbak Yusi bercerai dengan suaminya, Mas Dani yang juga sahabatnya. Kabar miring tentang Mbak Yusi tak jarang didengarnya. Ingin sekali Rini mendengar langsung apa yang sebenarnya terjadi. Beruntung Rini mendapat nomer telpon Mbak Yusi dari mantan suaminya itu. 

Rini baru saja bergabung di grup WA yang ternyata Mas Dani juga ikut bergabung disitu. Dengan Mas Dani pun, Rini sudah lama sekali tidak berkomunikasi. Dari situlah Rini mendapatkan nomer telepon Mas Dani.

Malam berikutnya, Mbak Yusi menepati janjinya datang ke rumah Rini. Mereka saling teriak, berpelukan, meluapkan perasaan rindu yang bertahun-tahun terpendam. 

"Mbak Yuuuuussss, kangennyaaaa ...."

"Ya Alloh Riniiii.... lama banget ya ngga ketemu" 

Orang-orang di sekitar mereka tersenyum geli melihat kehebohan dua sahabat itu

Suami dan anak-anaknya ikut bersama, mereka menginap di rumah Rini. Rini dan suaminya sudah mengenal mbak Yusi dengan baik sejak lama.  

Tanpa menunggu lama, Rini dan Mbak Yusi terlihat asik mengobrol. Kaget, sedih bercampur kesal perasaan Rini mendengar cerita Mbak Yusi, ternyata begitu berliku jalan hidupnya. Pandangan orang yang miring tentang dia ternyata banyak yang keliru. 

Rini berkata lirih "Apa kata orang tidak usah didengar mbak, yang penting kita melakukan hal yang benar saja, Bismillah"

"Iya Rin, Insya Alloh".

Dengan suaminya yang sekarang, Mbak Yusi mempunyai satu anak, laki-laki yang usianya masih 10 tahun. Rini melihat jelas matanya lebih berbinar, tidak seperti Mbak Yusi yang dulu. 

Ketika bersuamikan mas Dani, Rini tahu, banyak sekali masalah yang harus dihadapinya. Mereka dikaruniai 2 anak,  keduanya ikut bersama mbak Yusi. Mereka sudah besar-besar, Rini bertemu mereka saat kecil dan sekarang tidak saling mengenal. Mereka juga terlihat bahagia bersama keluarga barunya. 

Sampai larut malam mereka ngobrol, seperti tidak ada habisnya. Mbak Yusi yang lebih banyak bercerita. Betapa berat bebannya, kesalahan mas Dani sangat fatal. Berkali-kali salah dan selalu diulangi. Cerita yang Rini dengar sebelumnya berbeda 180 derajat dari kenyataan yang menimpa Mbak Yusi. 

"Ada juga ya ternyata laki-laki yang bisa bercerita kemana-mana dengan memutarbalikkan fakta," ucap Rini sambil menghela nafas panjang

"Sudahlah Rin, sekarang bukan jadi urusanku lagi, urus hidup masing-masing saja," Mbak Yusi menutup percakapan malam itu

Mereka pun pergi ke kamar untuk beristirahat. Mata mereka sudah tidak bisa lagi diajak berkompromi.

Rini beranjak tidur dengan hati sangat senang, sahabat yang sempat terlupakan sudah dia temukan. 

"Alhamdulillah, terima kasih Ya Alloh... semua terjadi atas kehendakMU" Rini menggumam lirih.

Resensi Film KTP

 
KTP

Genre
Satir Komedi
Durasi
15 menit
Tahun Produksi     
2016
Sutradara      
Bobby Prasetyo
Produser       
Shinta Oktania Retnani
Penulis    
Bobby Prasetyo
Produksi
Asa Film
Pemain     
Mirkoen Alawi, Giras Basuwondo, Nurul Jamilah, Ibnu Gundul, Ernanto Kusumo

Film KTP karya Bobby Prasetyo bercerita tentang Darno, seorang petugas administrasi kelurahan yang hendak mendata Mbah Karsono untuk keperluan pembuatan KTP sebagai syarat kartu sehat manula. Konflik muncul saat mengisi kolom agama, agama "Kejawen" yang dianut oleh Mbah Karsono tidak dapat dicantumkan karena bukan termasuk 6 agama yang diakui oleh Negara Indonesia. Terjadilah negosiasi cukup alot diantara keduanya hingga melibatkan beberapa tetangga Mbah Karsono untuk membantu memecahkan persoalan ini.

KTP merupakan film satir yang dibungkus secara sederhana dan humoris. Melalui komedi yang disuguhkan, kritik sosial mengenai realita permasalahan klasik yang terjadi di Indonesia dapat dengan mudah dicerna. Isu yang cukup sensitif dipaparkan secara santun sehingga tidak memicu kontroversi, namun tidak mengurangi esensi pesan yang hendak disampaikan. Pembentukan karakter dalam film KTP juga sangat unik dan ikonik dengan ciri khasnya masing-masing. Dialog ringan nan jenaka beberapa tokoh bahkan cukup membuat terngiang-ngiang di kepala. Contohnya tokoh Nunung yang membantu Mbah Karsono memecahkan persoalannya, setiap mendapat ide selalu mengatakan "Ahaaa..." dengan mimik wajah yang lucu. Kehadiran tetangga-tetangga Mbah Karsono yang dimunculkan secara tiba-tiba juga menambah sisi komedi film pendek tersebut.

KTP adalah salah satu film pendek Indonesia terbaik dan sangat layak untuk ditonton oleh segala kalangan. Meski kental dengan budaya Jawa Yogyakarta, tetapi masih bisa diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia. Persoalan yang dialami oleh Mbah Karsono dekat dengan persoalan yang dialami oleh orang tua terutama yang tinggal di pedesaan, jauh dari kebudayaan modern

Film KTP yang memenangkan Karya Terbaik FVE (Festival Video Edukasi) 2016 Kategori Umum dapat diakses melalui kanal Youtube akun BPMTP.

Monday, September 14, 2020

Review Makanan Khas: MENDOAN

TEMPE MENDOAN MAKANAN KHAS DAERAH BANYUMAS

Sebagaimana tempe yang biasanya dijadikan lauk teman makan nasi, tempe mendoan lebih sering dikonsumsi sebagai makanan ringan teman minum teh atau kopi. Mendoan adalah makanan sejenis gorengan, yang dibuat dari tempe tipis dibalut dengan tepung beras dicampur dengan sedikit tepung terigu (ada juga yang membalutnya dengan tepung terigu lebih banyak dari tepung beras, tergantung selera mau hasil yang lembek atau agak krispi) dan ditambah dengan daun bawang. Sedangkan bumbunya adalah bawang putih, ketumbar, dan garam yang dihaluskan. Rasanya gurih perpaduan bawang putih dan ketumbar yang menyatu. Tidak perlu ditambah bumbu penyedap karena akan merusak rasa khas mendoan.

Mendoan 


Nama mendoan diambil dari teknik memasak dan cara membuat tempenya yang tipis-tipis dibungkus daun pisang. 

Tempe Mendoan Mentah

Cara menggoreng tempe mendoan berbeda dengan cara menggoreng gorengan pada umumnya. Mendoan digoreng dalam minyak panas tidak perlu terlalu lama, cukup setengah matang saja, sehingga aroma daun bawangnya masih segar. Karena dalam bahasa Banyumas, mendoan atau mendo artinya setengah matang atau lemes. Mendoan enak dimakan sewaktu masih panas atau hangat bersama cabe rawit atau kecap manis pedas.

Sekarang, di kota lain selain Banyumas dan sekitarnya, sudah banyak dijual bumbu mendoan lengkap dengan tepungnya. Tempe tipisnya pun sudah banyak diproduksi di luar banyumas. Di Sleman, aku tidak kesulitan lagi mencari tempe tipis untuk membuat mendoan, banyak tersedia di pasar atau warung sayur. Beda dengan di Sidoarjo dulu, disana masih banyak yang belum mengenal mendoan. 

Tepung Mendoan

Tepung mendoan sekarang bisa juga dibeli online di beberapa market place. Bila susah menemukan tempe mendoan di pasar, kita bisa menggunakan tempe biasa, diiris tipis-tipis. Menurutku sih rasanya agak sedikit berbeda ya. Tapi lumayanlah cukup untuk mengobati kangen sama makanan khas daerah kita. 

Nama mendoan masih serumpun dengan keripik tempe. Bila digoreng kering maka mendoan  bisa jadi keripik tempe. Menurut filosofinya: Orang Banyumas bisa diumpakan seperti mendoan yang fleksibel/mudah menyesuaikan diri. Namun, dalam keadaan yang mendesak bisa menjadi kaku seperti keripik tempe, yang bila diajak berselisih ibarat mau diajak remuk bersama. Hehehe bisa aja ya ...

Sunday, September 13, 2020

Membaca Novel "AYAH"

Novel AYAH

Judul : AYAH
Karya : ANDREA HIRATA
Penerbit : BENTANG

Membaca novel "AYAH" karya "ANDREA HIRATA" meninggalkan kesan yang banyak untukku. Sebelum novel pertamanya "LASKAR PELANGI" terbit, aku bukan pembaca yang fanatik terhadap salah satu penulis novel. Tapi entah mengapa sejak membaca novel pertama Andrea Hirata, aku langsung jatuh cinta dan ketagihan. Selalu menunggu terbitan selanjutnya.

Koleksi Novel karya Andrea Hirata

Dari 11 karyanya yang sudah terbit, yaitu Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov, Padang Bulan, Cinta di Dalam Gelas, 11 Patriot, Sirkus Pohon, Ayah, Guru Aini dan Orang-orang Biasa, yang paling aku suka adalah karyanya yang berjudul "AYAH". Selain cerita utamanya yang mengisahkan rasa sayang seorang AYAH yang sangat besar kepada anaknya, juga karena alur ceritanya yang non linear, atau tidak sambung menyambung antar bab sehingga membuat pembaca semakin penasaran untuk mengetahui sampai akhir cerita. Di bab pertama menceritakan kisah masa lalu, di bab kedua masa kini, dan seterusnya. Awalnya bingung, tapi dengan gaya bahasa khasnya Andrea Hirata yang selalu menarik, kadang serius, lucu, tegang membuat kita tidak bosan dan ingin cepat-cepat membaca sampai akhir. Jika kita membacanya dari awal, kita seperti sedang bermain tebak-tebakan, namun semakin ke tengah semakin terungkap siapa tokoh yang diceritakan sebenarnya walaupun belum begitu jelas.  

Novel ini sangat mendidik sekaligus menghibur. Ada beberapa pelajaran dari seorang Sabari sebagai tokoh utamanya di novel ini, yaitu :

  • Kegigihan seorang Sabari memperjuangkan mimpinya untuk mendapatkan Marlena, walaupun sudah berkali-kali ditolak cintanya oleh Marlena. Namun dia tetap menjunjung tinggi adat istiadat. 
  • Kesempurnaan cinta Sabari kepada anaknya Zorro atau Amiru walaupun Zorro bukan anak kandungnya
  • Persahabatan Sabari dengan Ukun dan Tamat yang tulus, hingga Ukun dan Tamat rela merantau untuk mencari Zorro sampai  mereka berhasil mempertemukan Sabari dan anaknya setelah 8 tahun berpisah, karena Sabari hampir kehilangan kewarasannya saking merindukan Zorro
Lucu dan mengharukan. Waktu membaca novel AYAH ini, perasaanku campur aduk antara geli dan sedih .... 

Friday, September 11, 2020

JAMU SINOM (editted)

JAMU SINOM 

Belajar menulis itu tidak mudah, tapi gampang ... hehehe. Tidak mudah itu jika kita hanya membaca materi dan mendengarkan voice note dari mentor tanpa mempraktikkannya. Namun ternyata gampang jika kita mencoba menuangkan teori ke dalam sebuah karya dengan sungguh-sungguh, walaupun hasilnya masih belepotan, aku yakin suatu saat akan semakin lebih baik, jika kita konsisten terus melakukannya. Tugas dari kak Irai kali ini adalah mengedit naskah tulisan di tugas pertama supaya tulisan jadi lebih enak dibacanya. Nah, sekarang aku mau mencoba mengedit tulisan sendiri yang bertajuk "Kenapa Jamu Sinom?". Mudah-mudahan jadi lebih bagus dibandingkan tulisanku dengan judul yang sama sebelumnya. Aku mau mencoba sedikit mengubah judulnya juga. Bismillah ...

Kok Jamu Sinom? Jamu apa itu? Pasti bingung ya? Kecuali untuk orang-orang Surabaya, Sidoarjo dan sekitarnya, pasti mereka paham. Karena jamu sinom adalah minuman khas disana. Aku pun mengenal jamu itu waktu tinggal di Sidoarjo. Rasanya segar, di badan terasa enak, manfaatnya juga banyak.

Kenapa menulis tentang Jamu Sinom? 

Begini ceritanya ....
Awalnya aku mendapat tugas dari seorang mentor yang juga seorang penulis, bernama Kak Irai, yaitu mentor di Kelas Menulis yang aku ikuti hampir 2 minggu ini, yang juga dimentori oleh mbak Maria sebagai ahli bloggingnya. Kak Irai memberikan tugas untuk menulis apa saja di blog ini, sejak hari ini sampai seminggu ke depan ... 
Mau menulis apa? bingung lagi deh, bingung seperti bingung yang kemarin-kemarin ... 
Masih berpikir, lalu terdengar adzan dhuhur, baiklah! Aku segera berwudlu dan sholat.
Rencananya, selesai sholat dhuhur aku ingin langsung duduk di depan komputer untuk mengerjakan tugas. Tapi aku ingat kalau aku harus merebus gula karena suami dan anak-anak minta dibuatkan es teler. Kubatalkan niat awalku. Aku pun pergi ke dapur, mengambil air lalu kurebus gulanya. Sambil menunggu air mendidih dan mumpung lagi di dapur, aku ingin sekalian membuat jamu sinom. Kusiapkan wadah, ambil rempah atau empon-empon yang memang selalu tersedia di rumah. Tiba-tiba terlintas di pikiranku, aku ingin menulis tentang Jamu Sinom untuk tugas dari kak Irai hari ini. Lalu, jadilah ...  

Rempah atau empon-empon Jamu Sinom

Kucuci empon-empon, kubersihkan satu persatu, sambil kunikmati aroma yang wanginya berbeda-beda. Memang macannya rempah atau empon-empon banyak sekali. Alloh yang sudah sediakan untuk kita, hambaNya. Alloh Maha Baik, banyak sekali tanaman obat yang bisa kita ambil dari alam. Tapi jangan salah ya, jika sakit dan tidak bisa disembuhkan sendiri, hendaknya kita tetap berobat ke dokter, harus tetap berikhtiar dengan terus berdoa dan berusaha 

Saat ini, empon-empon adalah barang berharga yang banyak diburu orang lebih daripada sebelumnya. Untuk dibuat sebagai minuman sehat supaya badan tetap fit dan tidak mudah tertular penyakit. Selain kunyit asem, beras kencur, temulawak, dan lain-lain, salah satu minuman sehat yang terbuat dari empon-empon adalah jamu sinom.  Rasanya mirip dengan kunyit asam, hanya bedanya, jamu sinom ini lebih segar dan ada aroma kayu manisnya. 
(Oh ya, saat menulis ini, kondisi di seluruh dunia sedang terdampak covid 19, Corona Virus Disease 2019. Semoga pandemik ini cepat berlalu ya... ). 
Di awal pandemik, beberapa bulan yang lalu, tepatnya sekitar pertengahan bulan Maret 2020, harga empon-empon sempat melambung tinggi, dan barangnya pun langka. Namun tak lebih dari sebulan dari waktu itu, harga sudah kembali normal dan barang sudah banyak lagi, kebiasaan latah ya ... 
Alhamdulillah, sekarang aku tidak kesulitan lagi mendapatkannya, setelah sempat kesulitan membuat jamu sinom karena langkanya empon-empon.


Untuk membuat jamu sinom, aku mendapat resep dari teman-teman di Sidoarjo. Ada 7 macam empon-empon untuk dijadikan bahan minuman ini,  ditambah gula pasir sebagai pemanisnya. 7 macam itu adalah kayu manis, temulawak, kapulaga, kunyit, kembang pala, kayu secang dan asam jawa, masing-masing ada khasiatnya. Namun apa pun obat itu, apa khasiatnya, dan bagaimana kesembuhannya, semua terjadi atas ijin Alloh swt ... Kita hanya  wajib terus berdoa diatas usaha kita. Jangan lupa, selain berdoa tetap  TERUSLAH BERDZIKIR. 

Jamu Sinom 


Thursday, September 10, 2020

Kenapa JAMU SINOM?

Kenapa JAMU SINOM?


Menulis apa ya? Kok Jamu Sinom? Apa itu Jamu Simom? Pasti bingung ya? Kecuali untuk orang-orang surabaya-sidoarjo dan sekitarnya, pasti mereka paham. Karena jamu sinom adalah minuman khas disana. Akupun tau jamu itu waktu tinggal di Sidoarjo. Rasanya segar, di badan terasa enak, manfaatnya juga banyak
Kenapa menulis tentang Jamu Sinom? 
Begini ceritanya ....
Awalnya ada tugas dari seorang mentor yang juga seorang penulis, bernama kak irai, yaitu mentor di kelas menulis yang aku ikuti hampir 2 minggu ini dan yang juga di mentori oleh mbak Maria sebagai ahli blogging nya. Kak Irai memberikan tugas untuk menulis apa saja di blog ini, sejak hari ini sampai seminggu ke depan ... 
Mau menulis apa? bingung lagi deh, bingung seperti bingung yang kemarin kemarin ... 
Masih berpikir, lalu terdengar adzan dhuhur, baiklah! Segera aku berwudlu dan sholat.
Selesai sholat dhuhur aku berniat langsung duduk di depan komputer untuk mengerjakan tugas, tapi aku ingat harus membuat gula es teler, karena suami dan anak-anak minta dibuatkan es teler. Kubatalkan niat awalku, akupun pergi ke dapur, mengambil air untuk memasak gula. Sambil menunggu air mendidih dan sekalian di dapur, daripada cuma membuat gula, sekalian saja aku siapkan wadah, ambil rempah atau empon-empon yang memang selalu siap ada di rumah, aku siapkan semuanya untuk membuat Jamu Sinom. Tiba-tiba terlintas ingin aku menulis tentang Jamu Sinom untuk tugas hari ini. Jadilah ...  

Rempah2 atau empon2 Jamu Sinom

Kucuci empon-empon, kubersihkan satu-satu, sambil kunikmati aromanya yang berbeda-beda. Banyak sekali macamnya rempah atau empon2, sungguh Alloh sangat baik, sudah siapkan banyak sekali tanaman obat yang bisa kita ambil dari alam. Tapi jangan salah ya, berobat ke dokter tetap adalah sebuah ikhtiar ... harus diusahakan 
DI saat pandemi seperti sekarang ini, empon-empon menjadi lebih berharga dari sebelumnya, dibuat sebagai minuman sehat supaya badan tetap fit dan tidak mudah tertular sakit. Selain kunyit asem, beras kencur, temulawak, dll, Salah satu minuman sehat yang terbuat dari empon-empon adalah jamu sinom.  Rasanya seperti kunyit asam hanya lebih segar dan beraroma kayu manis. 
(Saat menulis ini, kondisi di seluruh dunia sedang ada pandemi covid 19, Corona virus disease 2019, semoga cepat berlalu ya, aamiin). 
Di awal pandemi, harga empon-empon sempat melambung, dan barangnya pun langka. Namun tak lebih dari sebulan, harga sudah kembali normal dan barang sudah banyak lagi, kebiasaan latah ya ... 
Alhamdulillah, aku tidak kesulitan lagi mendapatkannya, setelah sempat kesulitan membuat jamu sinom karena langkanya empon2. 

Oya, untuk membuat jamu sinom aku dapatkan resep dari teman-teman di Sidoarjo. Ada 7 macam empon-empon untuk dijadikan minuman ini,  ditambah gula pasir sebagai pemanisnya. 7 macam itu adalah : kayu manis, temulawak, kapulaga, kunyit, kembang pala, kayu secang dan asam jawa, masing-masing ada khasiatnya. Namun obat, khasiat, dan kesembuhan, semuanya adalah  atas ijin Alloh swt ... Kita wajib terus berdoa dan berusaha, berikhtiar 

Teruslah berdzikir

Jamu Sinom setelah dikemas


Sejarah Yang Terulang